Jnyanam tapo ”gniraharaumrin
manovaryupajanam vayuh kamarkakalau ca sudheh krtrini dehinam Manawa Dharmasastra, V.105).
Maksudnya:
Yang merupakan sarana penyucian bagi makhluk hidup adalah ilmu pengetahuan, kesucian api, makanan suci, pertiwi, pengendalian pikiran, air bhasma, angin, upacara suci, matahari dan sang waktu. |
Pengertian penyucian dalam hal ini
adalah suci secara jasmani dan rohani. Suci secara rohani adalah proses untuk
menghilangkan pengaruh klesa dalam diri manusia. Klesa artinya kotor. Klesa
itu ada lima yaitu Awidya artinya kegelapan jiwa karena merasa pintar, kaya,
muda, kuat, bangsawan, cantik atau ganteng. Asmita mementingkan diri sendiri,
Raga mementingkan pengumbaran hawa nafsu, Dwesa adalah benci dan dendam,
Abhiniwesa adalah rasa takut. Kalau lima klesa itu mendominasi hidup
seseorang, maka hidup tersebutlah yang disebut hidup yang kotor.
|
Kutukan
dari Catursana
Hiranyaksha dibunuh oleh Narasinga
Menurut cerita dari Bhagawatapurana,
Catursana, anak dari Dewa Brahma mengunjungi Waikuntha, tempat tinggal Dewa Wisnu, untuk melihatnya. Jaya dan Wijaya
melarang Catursana untuk memasuki Waikuntha. Catursana marah sebab Jaya dan
Wijaya tidak mengetahui sosok Catursana yang sebenarnya. Mereka juga memberitahu
Catursana bahwa Sri Wisnu sedang beristirahat dan bahwa mereka tidak dapat
melihat dia sekarang. Catursana mengutuk Jaya dan Wijaya agar turun ke dunia
untuk mengalami reinkarnasi. Wisnu yang berbelas kasihan mengajukan penawaran kepada Jaya dan
Wijaya. Mereka diperbolehkan untuk memilih turun ke dunia sebagai pemuja Wisnu
selama tujuh kehidupan, atau sebagai musuh Wisnu selama tiga kehidupan. Wisnu
juga berjanji bahwa setelah menjalani salah satu pilihan tersebut, Jaya dan
Wijaya akan kembali lagi ke Waikuntha dan tinggal di sana selama-lamanya.
Karena Jaya dan Wijaya ingin menjalani kehidupan di dunia sesingkat mungkin,
maka mereka memilih untuk dilahirkan berulang-ulang selama tiga kehidupan.
Pilihan tersebut memaksa Jaya dan Wijaya untuk menjalani kehidupan sebagai
musuh Wisnu.
Selama Jaya dan Wijaya bereinkarnasi
ke dunia, mereka berdua selalu dibunuh oleh awatara
Wisnu.
Pada masa Satyayuga, Jaya dan Wijaya lahir sebagai Hiranyaksa
dan Hiranyakasipu, putera Diti dan Kasyapa.
Hiranyaksa dibunuh oleh Waraha, sedangkan Hiranyaksipu dibunuh oleh Narasinga.
Pada masa Tretayuga, Jaya dan Wijaya lahir kembali sebagai Rahwana
dan Kumbakarna,
putera Wisrawa. Mereka dibunuh oleh Rama. Pada zaman Dwaparayuga,
Jaya dan Wijaya bereinkarnasi sebagai Sisupala
dan Dantawaktra (beberapa
versi mengatakan Kamsa, bukan Dantawaktra). Keduanya dibunuh oleh Kresna. Banyak kekuatan dari Jaya dan
Wijaya secara bertahap menurun dengan masing-masingnya kelahiran .Wisnu
diperlukan satu awatara setiap membunuh Hiranyaksha dan Hiranyakashipu. Lahir
sebagai Rama ia mampu mengalahkan kedua Rahwana dan Kumbhakarna. Setelah
menjalani tiga kali kehidupan sebagai musuh Wisnu, Jaya dan Wijaya kembali ke
Waikuntha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar