Minggu, 31 Maret 2013

Inilah 3 Keluhan Utama Wisatawan Tentang Kondisi Bali

Inilah 3 Keluhan Utama Wisatawan Tentang Kondisi Bali

Inilah 3 Keluhan Utama Wisatawan Tentang Kondisi Bali
    Ada 3 keluhan utama yang sering dilontarkan oleh wisatawan—baik lokal maupun mancanegara—tentang kondisi Bali saat ini. Setidaknya menurut Asisten II Setda Pemerintah Provinsi Bali Ketut Wija.
    Usai menerima kunjungan Komisi V DPR RI di Wiswa Sabha Renon, Jumat (8/3), Wija menuturkan:
    “Inilah keluhan utama untuk Bali sebagai destinasi pariwisata.”
    Menurutnya, Bali telah mengalami perubahan. Ia menegaskan:
    “Bali memang berbeda dengan yang sebelumnya.”
    Adapun ketiga keluhan utama itu, yakni:

    1. Masalah Kemacetan

    Wija menjelaskan, Bali saat ini sudah sering macet. Mobilitas lalu lintas di Bali, tergolong tinggi. Yang merepotkan, beberapa titik rawan macet itu justru terjadi di akses menuju destinasi pariwisata seperti Kuta, Nusadua, Sanur, Ubud, atau Bedugul.
    Ia mencontohkan:
    “Jika sebelumnya jarak dari Ubud ke Nusadua hanya 1,5 jam saat ini sudah mencapai 3 jam. Demikian juga di beberapa titik pariwisata seperti Tanah Lot juga macet.”
    Oleh karena masalah macet ini, konsep “one day for all destinations” menjadi tidak bisa terlaksana. Ia menambahkan:
    “Para tour leader terpaksa harus mengalihkan agenda agar tidak terjadi permintaan kembali uang yang sudah dibayar.”
    Untuk mengurangi kemacetan tersebut, ada 3 proyek jalan yang sedang ditangani Kementerian Pekerjaan Umum (PU), saat ini, antara lain:
    • Under Pass di simpang Dewa Ruci (Simpang Siur);
    • Tol Benoa-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua;
    • Jalan Lingkar Barat (Mahendradatta)
    Under Pass Simpang Dewa Ruci
    Semua proyek jalan itu diperkirakan akan rampun Akhir April 2013, dan diharapkan bisa mengurai dan mengurangi kemacetan yang terjadi di akses destinasi wisata, secara signifikan.

    2. Masalah Sampah

    Sampah hal kedua yang cukup sering dikeluhkan. Hal itu, menurut Wija, disebabkan karena sistim pengolahan sampah belum berfungsi secara maksimal. Ia mengakui:
    “Kami harus akui sistem pengolahan sampah yang ada di beberapa lokasi belum maksimal. Teknologinya belum memadai.”
    Sampah terbanyak berasal dari rumah tangga. Saat ini jumlah penduduk di Bali sudah mencapai 4 juta orang, belum lagi masih ada sekitar 6 juta orang wisatawan per tahun yang tinggal atau yang mendatangi Bali. Wija menambahkan.
    “Pulau Bali yang kecil ini harus menampung jutaan warga dan mereka semua menghasilkan sampah.”
    Kedepan, pihaknya akan berupaya untuk memaksimalkan sistim pengolahan sampah yang telah ada dan menggunakan peralatan pengolahan dengan teknologi yang lebih memadai.

    3. Daya Tampung Bandara Ngurah Rai

    Membandingkan antara jumlah pengguna dengan kapasitasnya, Bandara Ngurah Rai saat ini memang telah melebihi kapasitas. Sehingga, wisatawan kerap merasa kurang nyaman ketika mengantri keluar atau masuk bandara.
    Itu alasannya mengapa saat ini Bandara Ngurah Rai sedang bangun, yakni untuk meningkatkan kapasitas terminal. Saat ini, Bandara kebanggaan masyarakat Bali ini memang sedang digarap.
    Daya Tampung Bandara Ngurah Rai
    Setelah rampung, kapasitas Bandara akan meningkat dalam angka yang signifikan. Sebagai perbandingan:
    • Kapasitas Lama: 13.5 juta penumpang
    • Kapsitas Baru: 25 juta penumpang
    • Luas Terminal Internasional Lama: 65.800 m2 (akan jadi terminal Domistik)
    • Luas Terminal Internasional Baru: 130.000 m2
    • Luas Terminal Domestik Lama: 13,000 (akan jadi upfront Bandara)
    • Tambahan Pintu: 19 Gates
    • Tambahan Proyek: Hotel di dalam Bandara
    Proyek pembangunan Bandara Ngurah Rai direncakan akan rampung Akhir Juni 2013. Menteri BUMN Dahlan Iskan yakin penyelesaian proyek akan tepat waktu

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar